Most Visited

Posted by : Iqbal Amrullah 1 Oktober 2013

Islam bukanlah agama yang tidak mengakui adanya cinta. Tapi cinta yang terlahir dalam islam itu adalah cinta yang tidak disertai dengan nafsu. Misalkan cinta seorang hamba pada Khaliq nya, cinta seorang umat kepada Rasulnya, cinta seorang anak kepada ke dua orang tuanya, dll. Sedangkan untuk cinta kepada lawan jenis biasanya itu merupakan cinta yang disertai dengan nafsu, nafsu ingin memiliki seutuhnya, nafsu ingin selalu bersama dan banyak lagi yang lainnya. Namun dalam konsep islam, cinta kepada lawan jenis benar dikala seorang telah terikat dalam sebuah ikatan suci pernikahan. Tapi sebelum ikatan itu, pada hakikatnya cinta itu pun tidak ada, yang ada hanyalah nafsu syahwat dan ketertarikan sesaat.

Sebab cinta dalam pandangan islam itu sebuah tanggung jawab yang tidak mungkin sekadar diucapkan, digoreskan dalam sebuah kertas merah jambu dengan menggunakan tinta emas, atau janji lebay lewat SMS. Tapi cinta sejati haruslah berbentuk ikrar dan pernyataan tanggung-jawab yang disaksikan oleh orang banyak. Dan ikrar itu pun tidak ditujukan kepada si wanita melainkan kepada ayah kandung si wanita, yang sesungguhnya ikrar yang diucapkan si lelaki tersebut merupakan sebuah pengakuan untuk mengambil alih tanggung jawab terhadap si wanita dari pundak sang ayah kandung ke pundaknya.

Itulah cinta kepada lawan jenis menurut pandangan islam. Tapi kalau dilihat dari realita kehidupan remaja sekarang ini, cinta itu bukan lah sebuah tanggung jawab yang terikat dengan sebuah ikrar. Melain sebuah kebersamaan untuk berkencan  disebuah tempat romantis, berpagangan, peluk - pelukan atau bahkan ciuman tanpa ikatan yang sah. Padahal islam telah mengatur hubungan antara laki - laki dan wanita. Hanya yang mempunyai ikatan suami istri saja yang boleh melakukan kontak - kontak yang mengarah pada birahi, seperti bersentuhan, berpengangan apalagi berciuman.

Nah...!!! sekarang pasti muncul sebuah pertanyaan besar, bagaimana sepasang calon suami -istri bisa saling mengenal kalau pacaran itu tidak ada? Tapi kalau pun pacaran itu dianggap sebagai  sarana untuk saling  melakukan penjajakan, perkenalan, ini bukanlah anggapan yang benar. Dalam islam ada sebuah proses yang dikenal dengan ta'aruf. Disinilah peranan keluarga sangat dibutuhkan. Proses ini jauh lebih objektif dari berpacaran. Karena pacaran itu pada umumnya selalu memperlihatkan hal - hal yang indah saja dan  berusaha menutupi yang jelek - jelek. Seorang wanita pasti akan dandan habis - habisan, bermake-up, mengenakan baju yang paling bagus, pakai parfum dan lain sebagainya saat akan menemui sang pacar, dan si lelaki pasti akan memilih tempat kencan yang indah, sebuah tempat yang dipenuhi dengan bunga - bunga dan dihiasi dengan cahaya lilin. Tapi apakah saat mereka menikah nanti itu semua akan tetap terlaksana?  Apakah si istri akan selalu berada dalam keadaan bermake-up dan memakai parfum saat bersama suaminya? Tentu tidak akan selamanya seperti itu. Tapi, jika saling mengenal melalui proses ta'aruf yang benar menurut islam, itu akan lebih alami. So... jangan menjadikan istilah ta'aruf sebagai alibi untuk bebas berpacaran.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © NOTHING BUT THE BEST - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -

EVE - Wall-E